[ad_1]
Seminggu sudah terlewati tahun 2023. Perlu kiranya kita melihat kembali segala tindak tanduk yang telah kita lakukan selama kurang lebih setahun belakang ini. Secara khusus yang perlu diketahui bagaimana relasi kita sesama individu. Sudah baikkah? Atau malah memburuk?
Kita berharap sebagai seorang muslim senantiasa dapat terus menjaga relasi antar individu. Karena manusia tidak lah hidup sendiri melainkan banyak orang lain di sekitar yang senantiasa saling bahu membahu dalam menjalani roda kehidupan. Hubungan yang diharapkan diibaratkan sebagai simbiosis mutualisme yang artinya dalam sebuah jalinan tidak ada yang dirugikan.
Konsep ini sejalan sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Hujurat (49): 13 berikut,
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Terjemah Kemenag 2019
13. Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.
Jika kita memperhatikan ayat tersebut secara seksama setidaknya ada tiga pesan penting yang ingin disampaikan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Hujurat,
- Pesan Untuk Saling mengenal
Dalam ayat tersebut secara jelas mengungkap bahwa manusia telah diciptakan oleh Tuhan dari keragaman bangsa dan suku. Ini merupakan hukum alam yang telah diciptakan oleh Tuhan dan manusia tidak memiliki kemampuan apa pun untuk mengubahnya. Adanya perbedaan suku, bangsa, bahasa, warna kulit, dan lainnya tetapi tujuannya adalah satu untuk saling mengenal, saling mengasihi, saling merangkul. Konsep seperti inilah yang seharusnya dipahami oleh seorang muslim dalam menyikapi perbedaan yang ada bukan malah menghina ataupun mencemooh orang lain.
2. Pesan Untuk Terus Bertakwa kepada Allah
Setelah Tuhan memerintahkan manusia untuk saling mengenal kemudian Tuhan menjelaskan tentang siapa saja yang mulia dengan kaca mata Tuhan tentunya. Pada redaksi inna akramakum i’ndallahi atqaqum (Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa). Di sini cukup tegas Allah memerintahkan umat manusia untuk bertakwa. Ini perlu dipertegas karena manusia senantiasa berbangga hati atas nasab yang dimilikinya ataupun harta benda yang telah dikumpulkannya.
Tentu tidak salah jika seorang muslim untuk mengumpulkan kekayaan namun yang perlu digaris bawahi ke mana harta dan kekayaan tersebut digunakan. Untuk kebaikan atau untuk kerusakan? Jika harta benda yang dimiliki digunakan dalam hal kebaikan tentu mendapat balasan kebaikan pula. Akan tetapi jika dibawa kepada keburukan maka akan mendapat keburukan pula.
Ini sejalan dengan firman Allah
….مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Terjemah Kemenag 2019
62. ..…siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti) mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.
3. Pesan Untuk Muhasabah Diri
Pada penggalan akhir ayat ini menjelaskan inna allah ‘alimun khabir (sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi maha teliti). Ketika sudah memahami bagaimana relasi sosial yang seharusnya dibangun antar individu, pada penggalan akhir ayat ini, Tuhan ingin berpesan bahwa segala tindak tanduk yang dilakukan oleh seseorang selama tinggal di muka bumi ini Allah mengetahuinya. Ketika sudah mendapatkan perintah untuk saling mengenal malah berbangga hati sampai-sampai merendahkan orang lain. Setelah Allah perintahkan bertakwa malah berbuat sesuka hati.
Tentu saja ini menunjukkan keagungan Tuhan karena mengetahu tentang segala yang tersembunyi di dalam hati manusia dan mengetahui segala perbuatan mereka.
Maka dari itu, sebagai seorang muslim alangkah baiknya untuk duduk sebentar menghirup nafas sejenak lalu tanyalah kepada diri sendiri, selama menjalani tahun ini, bagaimana relasi kita kepada sesama manusia? relasi kita kepada sanak saudara? Relasi kita dengan teman sejawat?
Tentu pertanyaan tersebut hanya mampu dijawab dengan pikiran yang tenang dan dari lubuk hati terdalam dari seseorang. Karena kalau tidak maka hasilnya kita tidak menemukan jawaban apapun. Tanyalah kepada hati agar mendapat jawaban yang pasti.
Institusi: Uin Sunan Kalijaga
Pekerjaan: Mahasiswa
Minat Kajian: Tafsir dan Gender
[ad_2]
Source link