Skip to content

Islam Itu Suci

Menu
  • Home
  • Kisah Islami
  • Islam
  • Articles
  • Tuntunan
  • Tarbiyah
Menu

Islam dan Pencegahan Stunting – Inspirasi Muslimah

Posted on February 2, 2023

[ad_1]

Stunting menjadi salah satu problematika di dunia kesehatan yang sangat perlu mendapatkan upaya secara continue dari berbagai pihak, guna untuk mengurangi angka prevalensinya di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO), stunting merupakan sebuah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang serta simulasi psikososial yang tidak memadai. 

Berdasarkan hasil dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting sebesar 24,4% pada tahun 2021. Berkaca dari data tersebut, pemerintah menargetkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia akan turun dengan presentase 14%. Tentu untuk mencapai target tersebut memerlukan upaya dan inovasi dalam menurunkan jumlah balita stunting 2,7% setiap tahunnya.

Melihat urgensi pencegahan stunting di Indonesia, maka Islam sebenarnya telah mengatur terkait perihal makanan dan kesehatan. Islam sangat menekankan manusia untuk memperhatikan kesehatan dan makanan yang ia konsumsi. Bahkan di dalam sejarah peradaban Islam telah melahirkan para tokoh tabib terkenal. Karya-karya mereka yang mengupas tuntas berbagai aspek kesehatan manusia. Oleh sebab itu, perhatian Islam terhadap kesehatan dan makanan yang manusia konsumsi menjadi pembahasan penting. Hal tersebut karena berhubungan erat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan pendukung dalam beribadah.

Adapun faktor secara general yang sering terjadi di masyarakat sehingga memicu problematika stunting, di antaranya :

Pertama, kondisi rumah dan keluarga. Dalam hal ini faktor yang berasal dari segi kelayakan dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Meliputi sanitasi air bersih yang tidak memadai, rendahnya penghasilan keluarga kurangnya ketersediaan makanan bergizi, hingga pada rendahnya pendidikan atau pengetahuan ibu sebagai pengasuh anak.

Kedua, rendahnya kualitas asupan makanan. Kurangnya asupan makanan yang memiliki kandungan zat gizi, vitamil, mineral, sumber pangan hewani dan nabati.

Ketiga, sanitasi dan hygiene makanan serta minuman. Tingginya kontaminasi makanan dan minuman di rumah tangga, rendahnya penerapan praktik Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sehingga makanan dan minuman yang dikonsumsi tercampur dengan zat ataupun bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

Dalam menyikapi persoalan pola makanan yang baik dan gizi yang cukup, Islam telah secara jelas mengatur berkaitan konsep makanan yang halal dan tayyib (halal dan baik). Di dalam Qur’an Surah al-Maidah ayat 88 yang artinya: “dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”.

Konsep dan hakikat dari makanan halal yaitu makanan yang secara jelas mendapatkannya dan mengolahnya dengan cara yang benar menurut agama. Karena pada dasarnya sebuah makanan yang baik belum tentu halal, dan begitu juga dengan makanan yang halal belum tentu baik. Makanan yang agama Islam perbolehkan yaitu makanan halal dari segi hukumnya, dan halal secara zatnya. Semisal telur, buah-buahan, umbi-umbian, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Serta halal dari segi cara mendapatkannya dengan usaha yang benar.

Sementara dari konsep dan hakikat makanan yang thayyib atau baik yaitu makanan yang dikonsumsi dapat memberikan manfaat serta kebaikan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan tubuh. Selain itu, makanan yang baik juga tidak membahayakan atau mendatangkan mudharat bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam hal ini konteks thayyib bersifat kondisional dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan asupan gizi yang setiap individu perlukan sesuai dengan kelompok jenis kelamin, usia, status kesehatan maupun faktor fisiologis lainnya.

Selain membahas makanan yang halal dan baik. Islam juga telah mengatur untuk memberikan kecukupan pada tubuh dalam mengonsumsi makanan. Dengan makna lain Islam sangat memberi perhatian khusus untuk tidak berlebihan dalam segala hal termasuk dalam mengosumsi makanan. Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadis yaitu “Tidaklah sekali-kali manusia memenuhi sebuah wadah yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makananya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)”. (H.R At-Tirmidzi).

Adapun beberapa penelitian ilmiah yang telah mengkaji hadis tersebut, di antaranya yaitu, pada tahun 2006 oleh Cristian Leeuwenburgh dari Institute of Aging University Florida. Ia menemukan bahwa mengurangi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah timbulnya banyak kerusakan organ. Porsi makan dalam hal ini adalah porsi makan hingga kenyang yang biasa dilakukan oleh sebagia besar orang setiap harinya. Selain itu, penelitian dari Kalluri Suba Rao, seorang ahli biologi molukuler (2004) mengemukakan bahwa makan dengan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih berkonsentrasi memperbaiki sistem tubuh itu sendiri. Sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuat zat-zat toksin keluar tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung secara lebih optimal. Sedangkan apabila setiap individu makan dengan melebihi batas, maka tubuh akan semakin lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme (menguraikan makanan dalam tubuh) dan tidak sempat untuk memperbaiki sistem tubuh itu sendiri. Hal tersebutlah yang memicu banyak penyakit dalam tubuh.

Meninjau dari hal-hal tersebut, tentu sangat sejalan bahwa Islam sangat memperhatikan pemenuhan gizi seimbang dan pola makanan yang baik dalam menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, di dalam Al-Qur’an terdapat pembahasan mengenai Air Susu Ibu (ASI). ASI menjadi pembahasan penting karena ASI merupakan asupan gizi yang pertama kali bayi dapatkan. Bagi ibu hamil tanggung jawab terhadap anak bukan hanya sekadar menjaga kondisi tubuh agar tetap prima. Tetapi juga menjaga asupan yang ia konsumsi sehari-hari. Sebab hal itu akan berpengaruh terhadap kondisi bayi saat di dalam kandungan. Tanggung jawab seorang ibu juga berlanjut saat buah hati lahir, sebab seorang ibu harus menyusui anaknya. Air susu inilah yang pertama kali menjadi makanan bagi anak. Sehingga untuk menghasilkan air susu yang baik, maka seorang ibu juga perlu mengonsumsi makanan yang baik pula. Sebab gizi buruk juga disebabkan dari air susu ibu yang tidak memiliki nilai gizi yang baik.

Beberapa hal yang perlu diupayakan sebagai bentuk usaha untuk mengurangi angka prevalensi stunting di Indonesia yaitu :

Pertama, pemerataan secara luas untuk melakukan edukasi terkait stunting, pemenuhan makanan halal dan baik, gizi yang seimbang, serta praktik Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di setiap lapisan masyarakat.

Kedua, pemerataan kesejahteran sosial masyarakat perlu ditingkatkan.

Ketiga, perilaku sadar kesehatan dan kebersihan perlu ditanamkan sejak awal di dalam setiap unsur keluarga.

Keempat, perlunya peningkatan partisipasi dan kolaborasi antar pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat secara lebih maksimal. 

Dengan lebih memperhatikan urgensi pencegahan stunting, serta lebih menata kembali pola kehidupan yang baik. Seperti dalam menjaga kesehatan, pola makanan dan gizi seimbang, tentu setiap keluarga akan lebih mampu untuk berkontribusi melahirkan bibit-bibit generasi emas di Indonesia yang tidak hanya sekadar sehat secara fisik. Namun juga memiliki kualitas SDM yang lebih unggul  dan lebih maju

Eka Purwati

Seorang penulis, motivator, public speaker dan founder Sudut Progresif. Kalian boleh banget menyambung koneksi denganku di instagram @eka_purwati3.

[ad_2]

Source link

Related

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Larangan Dalam Islam Tentang Hukum Permintaan dan Penawaran
  • Penjelasan Bangkai Tapi Halal, Hewan Apa Saja?
  • Berlindung Dari Fitnah Ad-Dajjal | Almanhaj
  • 6 Cara Menenangkan Hati Bagi Seorang Muslim
  • Asy-Syifa binti Abdullah: Sahabat Perempuan yang Diperintah Rasulullah untuk Mengajarkan Pengobatan Tradisional Kepada Hafshah

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • March 2023
  • February 2023

Categories

  • Amazon
  • Articles
  • Islam
  • Kisah Islami
  • Tarbiyah
  • Tuntunan

Privacy Policy

Terms

About Us

©2023 Islam Itu Suci | Design: Newspaperly WordPress Theme